Sejarah Majapahit ada dua versi. Di sini, Penulis menyebutnya dengan istilah “Majapahit Universe 1 (Sejarah)” dan “Majapahit Universe 2 (Legenda)”.
Majapahit Universe 1 pernah dimuat di balambangan.id pada link berikut ini: https://balambangan.id/majapahit-universe-1-daftar-raja-raja-majapahit-versi-sejarah-bag-1/ dan https://balambangan.id/majapahit-universe-1-daftar-raja-raja-majapahit-versi-sejarah-bag-2/
Sementara itu, Majapahit Universe 2-lah yang akan kita bahas di sini. Majapahit Universe 2 atau versi Legenda adalah sebuah kerajaan yang didirikan oleh Raden Jaka Sêsuruh, pangeran Pajajaran.
Legenda Majapahit Universe 2
Awal mulanya ialah raja Pajajaran bernama Prabu Sri Pamêkas mati dibunuh anak angkatnya, bernama Ciyung Wanara.
Raden Jaka Sêsuruh melakukan perlawanan, tetapi kalah dan kabur ke timur. Kakaknya yang bernama Arya Bangah raja Galuh juga kalah.
Kemudian Arya Bangah dan Jaka Sêsuruh bekerja sama menyerang Pajajaran, dan mereka berhasil mengalahkan Ciyung Wanara.
Jaka Sêsuruh kemudian menjadi raja pertama Majapahit, bergelar Prabu Brawijaya I, sedangkan Arya Bangah menjadi adipati Tuban yang pertama.
Beda Universe 1 dengan Universe 2
Jadi, kalau ada yang bertanya apakah Prabu Brawijaya V yang sangat populer itu adalah keturunan Raden Wijaya? Jawabnya TIDAK. Yang benar ialah bahwa Prabu Brawijaya V merupakan keturunan Jaka Sêsuruh (Prabu Brawijaya I).
Kalau keturunan Raden Wijaya namanya bukan Prabhu Brawijaya V, tetapi Bhaṭāra Prabhu Girīndrawardhana Dyah Raṇawijaya, disingkat Bhrā Wijaya.
Contoh lain, Gajah Mada universe 1 hidup di era kejayaan Majapahit, mendampingi Prabhu Hayam Wuruk, sedangkan Gajah Mada universe 2 hidup di era Majapahit akhir, mendampingi Prabu Brawijaya V.
Nambi universe 1 adalah patih pertama Majapahit yang mendampingi Prabhu Kṛtarājasa Jayawardhana (Raden Wijaya). Sementara itu, Nambi universe 2 adalah adipati Kaḍiri, sedangkan yang menjadi patih Majapahit adalah kakaknya, bernama Wirun.
Ranggalawe universe 1 adalah adipati Tuban yang tewas di tangan Kêbo Anabrang karena menentang pengangkatan Nambi sebagai patih, sedangkan Ranggalawe universe 2 adalah keturunan Arya Bangah yang matinya lawan Menak Jingga dari Blambangan.
Demikian, semoga tidak bingung.
Silsilah dalam Majapahit Universe 2
Silsilah Majapahit universe 2 di bawah ini bersumber dari naskah Sêrat Kanḍa, karya pujangga Dinasti Mataram, bukan berasal dari prasasti dan naskah kuno peninggalan era Majapahit.
Kalau silsilah Majapahit universe 2 versi Babad Tanah Jawi dan Sêrat Pustaka Raja Puwara sudah beda lagi.
Mencari Kebenaran, bukan mencari pembenaran
Beberapa kali saya menjumpai tulisan yang bernada tendensius, yang mengolok-olok siapa saja yang menolak Majapahit runtuh akibat diserang Raden Patah si anak durhaka. Pokoknya, yang membela Raden Patah akan diolok-olok dan dituduh punya prinsip : saudara seagama tidak boleh disalahkan.
Nah, ini perlu saya luruskan. Sejarawan yang pertama kali menolak Majapahit runtuh akibat serangan Raden Patah adalah sarjana Belanda abad 20 awal, bernama Nicholaas Johannes Krom.
Terlalu picik memandang sejarah secara hitam-putih saja. Mengolok-olok orang lain hanya karena tidak sepaham dengannya. Sungguh tidak bijaksana.
Para sejarawan seperti Nicholaas Johannes Krom jelas tidak membela Raden Patah. Sama sekali tidak ada urusan mau dia anak durhaka atau bukan. Yang dicari adalah kebenaran.
Mengenai Nama Majapahit
Saya juga demikian. Saya tidak ada urusan mau Raden Patah anak durhaka atau bukan. Prinsip saya, selama manusia masih punya nafsu, pasti bisa berbuat salah, tidak peduli agamanya apa. Yang saya cari adalah kebenaran, atau minimal tafsir yang mendekati kebenaran, bukan urusan ideologi.
Soal keruntuhan Majapahit masih menjadi tema seksi dalam sejarah kita. Adapun poin-poin yang saya yakini terkait tema seksi ini adalah :
Pertama, Majapahit adalah nama ibukota Jawa. Selama ini kita terlalu lama menikmati doktrin usang, bahwa Majapahit adalah nama negara yang beribukota di Trowulan, kemudian ada tandingannya yaitu Majapahit Timur yang beribukota di Lumajang. Kemudian ada lagi Majapahit Akhir yang beribukota di Daha. Itu semua tidak benar.
Dalam prasasti Kudadu, Śrī Kṛtarājasa jelas disebut sebagai Raja Jawa, dalam prasasti Waringin Pitu juga Śrī Kṛtawijaya disebut Raja Jawa. Adapun Majapahit adalah ibukota pemerintahannya. Ibukota Jawa.
Kedua, Soal penulisan namanya, di prasasti Tuhañaru, prasasti Prapañcasarapura, prasasti Waringin Pitu, Nāgarakṛtāgama, tertulis Majhapahit. Adapun di prasasti Selamaṇḍi dan prasasti Pĕṭak tertulis Majapahit. Jadi, tidak perlu diperdebatkan yang benar pakai H atau tidak.
Misteri Runtuhnya Majapahit 1478
Ketiga, Pararaton menyebut pada Śaka 1400 atau 1478 Masehi ada raja Majapahit meninggal di istana. Tidak dijelaskan penyebabnya apa. Jawabannya ternyata ditemukan dalam prasasti Pĕṭak, yaitu diserang oleh Sang Munggwing Jinggan.
Siapakah Sang Munggwing Jinggan? Tidak dijelaskan dengan pasti. Yang jelas dia masih satu “partai” dengan Girīndrawardhana Dyah Raṇawijaya, raja yang mengeluarkan prasasti tersebut.
Keempat, Berita bahwa Majapahit runtuh akibat serangan Raden Patah sumbernya lemah, yaitu berasal dari naskah-naskah tradisional buatan era Jawa Baru yang ditulis ratusan tahun sesudah Majapahit runtuh.
Kelima, Mungkin mereka membantah, “Naskah tradisional jumlahnya banyak sekali. Mana mungkin pujangga sebanyak itu bohong berjamaah?”
Begini, sejarah tidak ditentukan oleh suara terbanyak, tapi ditentukan oleh bukti yang paling valid. Meskipun ada ratusan pujangga era Jawa Baru kompak menulis berita bahwa Majapahit runtuh oleh serangan Raden Patah dari Dĕmak, tetap saja kalah lawan satu sumber primer, yaitu prasasti Pĕṭak.
Keenam, Apakah sumber primer hanya satu prasasti saja? Tidak. Ada beberapa sumber lainnya, yaitu arsip Dinasti Ming di Cina yang menyebut Bula Gedenamei adalah raja Jawa tahun 1495. Padahal menurut naskah tradisional, Prabu Brawijaya Kertabumi sudah digulingkan Raden Patah pada 1478. Mana yang benar? Tentu saja arsip Dinasti Ming lebih kuat daripada naskah buatan era Jawa Baru.
Ketujuh, Selain berita Cina juga ada berita Portugis yang ditulis Tomé Pires bahwa raja Jawa tahun 1513 bernama Bhaṭāra Wijaya (tertulis Batara Vojyaya) yang bertakhta di Daha (tertulis Dayo).
Dalam tradisi Jawa Pertengahan, nama Bhaṭāra Wijaya boleh disingkat Bhra Wijaya. Itu artinya, berita dalam naskah tradisional bahwa Brawijaya digulingkan Raden Patah pada 1478 jelas keliru, karena pada 1513 ia masih berkuasa.
“Penjajah kok dipercaya?”
Jika mereka bertanya, “Penjajah Kok Dipercaya?”
Saya jawab: Pada tahun 1513 Portugis tidak menjajah Jawa, tapi menganggap Jawa sebagai rekan bisnis. Itu sebabnya Tomé Pires mencatat semua hasil kunjungannya ke Jawa untuk bahan laporan ke Raja Portugal. Namanya laporan ya tidak boleh ngawur.
Delapan, Kalau mereka membantah, “Kan ada tuh berita Eropa lainnya yang menyebut Majapahit dikuasai Pati Unus. Bukankah itu bukti bahwa Majapahit ditaklukkan Dĕmak???”
Iya benar. Berita itu ditulis oleh Antonio Pigaffeta tahun 1522. Tapi perlu diingat bahwa Majapahit adalah nama kota. Majapahit adalah bekas ibukota Jawa, sedangkan Daha adalah ibukota yang baru.
Tomé Pires di tahun 1513 sudah mencatat adanya persaingan antara Dĕmak dan Daha dalam memperebutkan kekuasaan atas Pulau Jawa. Wajar jika pada akhirnya Majapahit sebagai ibukota lama direbut Dêmak, mungkin untuk memperkuat tuah legitimasi.
Tapi yang jelas, Antonio Pigaffeta menyebut yang diduduki Pati Unus cuma Majapahit, sedangkan Daha adalah negeri yang merdeka.
Dua Universe Majapahit
Kesembilan, Saya menyebut sejarah Jawa Kuno ada dua versi, atau istilah kerennya dua universe. Universe 1 atau versi Data Sejarah karena bersumber dari temuan purbakala, misalnya prasasti, rontal kuno, dan berita asing sezaman;
Sedangkan Universe 2 atau versi Legenda hanya bersumber dari naskah tradisional buatan para pujangga era Jawa Baru.
Maka, sangat lucu apabila kita meyakini raja terakhir Majapahit bernama Brawijaya V yang digulingkan Raden Patah, anaknya sendiri, sekaligus kita mempercayai bahwa raja pertama Majapahit bernama Raden Wijaya. Mereka beda universe, Bray!!!
Kesimpulan
Untuk saat ini saya setuju bahwa Majapahit runtuh oleh serangan Sang Munggwing Jinggan, bukan oleh Raden Patah.
Kemudian Daha tampil sebagai ibukota Jawa yang baru, sedangkan Majapahit (ibukota lama) akhirnya berhasil direbut Pati Unus.
Namun, saya bukan membela Dĕmak selalu benar, pokoknya tidak boleh salah. Tidak demikian.
Jika kelak pada masa depan ditemukan sumber primer bahwa Raden Patah ternyata benar-benar anak durhaka, ya tentunya saya ikut menerima dengan penuh keikhlasan. Rahayu!!!