Pada 26 Januari 2020, Penulis pernah mengunjungi sebuah makam kuna di atas bukit di dusun Selogiri, desa KETAPANG (Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi) yang dikenal masyarakat sebagai Makam Anengpatih.
Penulis penasaran dengan nama itu, lantas berusaha mencarinya dalam literatur sejarah Balambangan.
Dari namanya, sangat mirip dengan tokoh Panji Waneng Pati, salah satu pahlawan Balambangan tahun 1647. Mari kita simak…
Perang Terakhir Mataram vs Balambangan
Tahun 1647, Bagus Rangkah menjadi raja Mataram bergelar Sunan Mangkurat menjalin kerjasama dengan VOC-Belanda yang dahulu menjadi musuh ayahnya.
Di sisi lain, terdengar kabar bahwa Balambangan telah bangkit dengan bantuan Bali. karena itu, Sunan Mangkurat kembali ingin menaklukkan Kerajaan Balambangan yang sebelumnya telah ditaklukkan oleh ayahnya tersebut.
Pengiriman pasukan ke Balambangan ini dijelaskan dalam Babad Tanah Jawi, dan dibenarkan oleh G.J.F. Biegman dan Raffles.
Pemimpin Pasukan Balambangan
Sementara para pemimpin di pihak Balambangan menurut De Graaf adalah Lurah Jabana (Ngurah Jembrana) dan Panji Pati (Panji Wanengpati). Juga Tawangalun [I] sendiri dengan putranya, Wila (Ki Wiranagara).
Selain itu, masih ada nama lain seperti Senapati Panji Arungan (Arya Tanjung) dan Arya Garingsing.
“Pasukan Bali tiba dan segera bergabung dengan barisan Balambangan yang dipimpin oleh Panji Wanengpati dan Arya Wiranegara. Dari awal pertempuran, Balambangan mengungguli Mataram.”
Suluh Blambangan
Perang Tanding
Suatu pertempuran sengit terjadi antara Ki Rangga dan Panji Waneng Pati. Juga antara Lurah Jabana dengan Senapati Citrayuda (Senapati Mataram asal Ponorogo).
Perhatikan Babad Tanah Jawi (BP) Durma yang mengisahkan pertempuran sengit terjadi antara Ki Rangga dan Panji Waneng Pati berikut ini;
“60. Kyai Rangga atêmpuh lan wong bang wetan, mungsuhe Panjipati, anggêbang-ginêbang, nanging kantun aulah, wong Bali sampun umati, aulah bênthak, Ki Rangga kasaliring.
“61. Linarihan jajane Ki Rangga pasha, aniba nuli mati, wong Mataram mulat, yèn Ki Rangga wus pêjah, anulya Ki Panjipati, dèn êbyuk kathah, rinampog tan wigati.“
Babad Tanah Jawi (BP)
Sumber: Winarsih, Babad Blambangan; W.L.Olthof, Babad Tanah Jawi; G.J.F. Biegman, Hikajat Tanah Hindia; Raffles, History of Java; Babad Tanah Jawi Balai Pustaka; Suluh Blambangan; dll.
1 comment