Berikut ini adalah hubungan silsilah (genealogi) antara Dinasti Rajasa Majapahit dengan Dinasti Kerajaan dan Kesultanan sesudahnya di seluruh Jawa. Dinasti-dinasti dimaksud antara lain adalah Dinasti Balambangan, Dinasti Surabaya, Dinasti Demak-Pajang, Dinasti Cirebon-Banten, dan Dinasti Mataram Baru (baca: Mataram Islam).
Dinasti Majapahit ke Balambangan
Kerajaan Balambangan didirikan tahun 1478, setelah Kerajaan Jawa di Majapahit runtuh akibat serangan pemberontakan dari Sang Muggwing Jinggan dan saudara-saudaranya terhadap raja Majapahit terakhir Dyah Suraprabhawa (1466-1478).
Disebutkan bahwa Keluarga Dinasti Rajasa yang bernama Menak Agnisraya menyelamatkan diri (miruda) ke timur dan menjadi penguasa di Tepasana (Lumajang). dia kelak berputra Mas Sembar, pendiri Kerajaan Balambangan.
Versi Pertama
1. Singhawikramawardhana Dyah Suraprabhawa, Raja Majapahit X (1466-1478) berputra
2. Menak Agnisraya/Lembu Mirudha, Adipati Tepasana/Lumajang berputra
3. Mas Sembar, Menak Balambangan I (1479-1489) berputra
4. Bima Koncaryadipa/Menak Koncar, Menak Balambangan II (1489-1500) berputra
5. Menak Pentor, Menak Balambangan III (1500-1531) berputra
6. Menak Pangseng, Menak Balambangan IV (1531-1546)
7. Menak Pati/Dalem Sri Juru, Menak Balambangan V (1546-1575) dan seterusnya
Jadi, Dinasti Balambangan adalah keturunan dari Dinasti Rajasa Majapahit melalui jalur Raja ke X.
Versi Kedua
1. Raja Majapahit V, Sri Aji Wikramawardhana Dyah Gagak Sali (1389-1429) berputra
2. Lembu Miruda, Adipati Tepasana/Lumajang berputra
3. Mas Sembar, Menak Balambangan I (1478-1489) berputra
4. Bima Koncaryadipa/Menak Koncar, Menak Balambangan II (1489-1501) berputra tiga, diantaranya (5a, 5b, dan 5c);
Cabang Balambangan:
5a. Pate Pimtor/Menak Pentor/Menak Balambangan III (1501-1531) berputra
6a. Pangseng, Menak Balambangan IV (1531-1546).
Cabang Prasada-Babadan:
5b. Menak Gadru di Prasada-Babadan (bukan raja) berputra
6b. Sang Dipati Lampor/Menak Lampor, Menak Balambangan V (1546-1575) dan seterusnya
Cabang Candibang:
5c. Menak Cucu di Candibang (bukan raja) berputri
6c. Anak Perempuan + Santaguna, Raja Panarukan I (1575-1589), dan seterusnya
Jadi, Dinasti Balambangan adalah keturunan dari Dinasti Rajasa Majapahit melalui jalur Raja ke V.
Bahan Bacaan: Prasasti Waringinpitu, Pararaton, Suma Oriental, Babad Sembar, Tedhak Dermyudhan, dll.
Dinasti Majapahit ke Surabaya
Dinasti Surabaya didirikan oleh Lembu Sora yang juga kerabat Kerajaan Jawa di Majapahit. Awalnya Surabaya hanya sebuah Kadipaten di bawah Kahuripan-Majapahit, namun kemudian menjadi kerajaan Merdeka sejak tahun 1478 setelah Kerajaan Jawa di Majapahit runtuh akibat serangan pemberontakan dari Sang Muggwing Jinggan dan saudara-saudaranya terhadap raja Majapahit terakhir Dyah Suraprabhawa (1466-1478).
1. Raja Majapahit V, Sri Aji Wikramawardhana Dyah Gagak Sali (1389-1429) berputra
2. Lembu Sora, Adipati Surabaya [I] berputra
3. Arya Teja, Adipati Tuban berputri
4. Nyai Ageng Manila + Kangjeng Suhunan Ampel/Raden Rahmat, berputri
5. Putri Sunan Ampel (tidak disebutkan nama) + Raden Kasan dari Palembang/Pecat Tandha Terung [II] (Jurupa Galacam Imteram), berputra (6a dan 6b);
6a. Arya Terung II/Pate Bubat [II]/Pang. Tundung Musuh, dan seterusnya
Cabang Sumedang:
6b. Pangeran Koesoemadinata I/Ki Gedeng Sumedang/Pangeran Santri/Maulana Solih, Raja Sumedang ke VIII (1530-1578) menikahi Nyai Pucuk Umun/Nyi Mas Ratu Dewi Inten Dewata/Nyimas Setyasih, Penguasa Sumedang ke VII (1529-1530), berputra
6c. Pangeran Angkawijaya/Prabu Geusan Ulun, Raja Sumedang ke IX (1579-1601)
Jadi, Dinasti Surabaya dan Sumedang adalah keturunan dari Dinasti Rajasa Majapahit melalui jalur Raja ke V.
Dinasti Majapahit ke Demak-Pajang
Adapun Dinasti Demak didirikan oleh Cu Cu/Pate Rodim Senior, menantu dari raja Majapahit terakhir Dyah Suraprabhawa. Awalnya Demak hanya sebuah Kadipaten di bawah Kalinggapura-Majapahit, namun kemudian menjadi kerajaan Merdeka sejak tahun 1478 setelah Kerajaan Jawa di Majapahit runtuh akibat serangan pemberontakan dari Sang Muggwing Jinggan dan saudara-saudaranya terhadap raja Majapahit terakhir Dyah Suraprabhawa (1466-1478).
Dinasti Demak kelak menurunkan cabang-cabangnya di Kalinyamat, Madura, Pajang, Madiun, Cirebon, dll.
1. Raja Majapahit ke-X, Dyah Suraprabhawa (1466-1478) berputri
2. PUTRI RAJA MAJAPAHIT (tak disebutkan nama) menikah dengan Cu Cu/Pate Rodim Sr./Prabu Anom Arya Sumangsang, Adipati Demak (1475-1508) berputra/putri sebagai berikut (2a dan 2b):
2. Ki Mas Palembang/Pate Rodim Jr./Arya Trenggana, Sultan Demak (1508-1546) berputra/putri sebagai berikut (3a, 3b, dan 3c):
3a. Raden Mukmin/Sunan Prawata, Sultan Demak II (1546-1549) berputra
4a. Arya Pangiri/Sultan Awantipura, Sultan Pajang II (1583-1586)
Cabang Pajang:
3b. Ratu Mas Cempaka + Mas Karebet/Sultan Hadiwijaya, Sultan Pajang I (1568-1583) berputra
4b. Pangeran Benawa/Sultan Prabuwijaya, Sultan Pajang III (1586-1587)
Cabang Madiun:
3c. Panembahan Emas ing Madiun berputra
4c. Retno Dumilah + Bagus Srubut, Panembahan Mataram I (1586-1601), dan seterusnya
Jadi, Dinasti Demak adalah keturunan dari Dinasti Rajasa Majapahit melalui jalur Raja ke X.
Dinasti Majapahit ke Cirebon-Banten
Dinasti Cirebon-Banten adalah gabungan dari Dinasti Pajajaran dengan Dinasti Demak. Awalnya Cirebon hanya sebuah yang dikuasai silih berganti antara kedua kerajaan tersebut. Hingga kemudian direbut oleh Cek Ko Po dari Demak (Ayah Cu Cu/Pate Rodim Senior).
Selanjutnya Cirebon masuk dalam wilayah Singhapura-Majapahit, hingga tahun 1478 menjadi kerajaan Merdeka setelah Kerajaan Jawa di Majapahit runtuh akibat serangan pemberontakan dari Sang Muggwing Jinggan dan saudara-saudaranya terhadap raja Majapahit terakhir Dyah Suraprabhawa (1466-1478).
1. Raja Majapahit ke-X, Dyah Suraprabhawa (1466-1478) berputri
2. PUTRI RAJA MAJAPAHIT (tak disebutkan nama) menikah dengan Cu Cu/Pate Rodim Sr./Prabu Anom Arya Sumangsang, Adipati Demak (1475-1508) berputra/putri sebagai berikut (2a dan 2b):
2a. Ki Mas Palembang/Pate Rodim Jr./Arya Trenggana, Sultan Demak (1508-1546) berputri
3a. Ratu Nyawa menikah dengan Pangeran Brata Kelana (anak Sunan Gunung Jati, Khalifah Cirebon I: 1479-1568), dan seterusnya
Cabang Banten:
2b. Ratu Ayu Kirana/Ratu Mas Purnamasidi, menikah dengan Pangeran Sebakingkin/Maulana Hasanudin, Sultan Banten I (1552-1570), dan seterusnya
Jadi, Dinasti Cirebon-Banten adalah keturunan dari Dinasti Rajasa Majapahit melalui jalur Raja ke X.
Dinasti Majapahit ke Mataram Baru
Setelah Kerajaan Jawa di Majapahit hancur akibat pemberontakan Sang Muggwing Jinggan dan saudara-saudaranya pada tahun 1478, mereka mendirikan kerajaan baru di Keling yang kemudian pindah lagi ke Daha.
Raja Majapahit-Daha satu-satunya yang tercatat dalam sejarah dan oleh karena itu menjadi yang paling terkenal adalah Batara Vigiaya (orang Jawa menyebutnya Brawijaya) kemudian menurunkan Raden Bondan Kajawan, leluhur dari Kerajaan Mataram Baru (baca: Mataram Islam).
1. Rājasawardhana/Sang Sinagara, Raja Majapahit VIII (1451-1453) berputra
2. [Bhre Mataram, 1478] Girindrawardhana Dyah Wijayakarana, menjadi Raja Keling I (1478-1486) berputra
3. Batara Vigiaya/Batara Wijaya, Raja Dayo/Daha (1498-1524) berputra
4. Bondan Kajawan/Ki Ageng Tarub II (bukan raja) berputra
5. Bagus Kacung/Pamanahan, Kepala Desa Mentaok (bukan raja) berputra
6. Bagus Srubut, Panembahan Mataram I (1586-1601) berputra
7. Mas Rangsang/Susuhunan Hanyakrakusuma, Panembahan Mataram IV (1613-1645) berputra
8. Mas Sayidin/Susuhunan Mangkurat Agung, Panembahan Mataram V/terakhir (1646-1677)
Jadi, Dinasti Mataram Baru adalah masih keturunan dari Dinasti Rajasa Majapahit melalui raja ke VIII atau dari cabang Majapahit-Daha.
Bahan Bacaan: Prasasti Waringinpitu, Kidung Banawasekar, Suma Oriental, Sadjarah Banten, Awal Kebangkitan Mataram, Babad Nitik, dll.