SPESIFIKASI
Judul : Babad Raja Balambangan I : Sang Aji Nyakrawati Mas Sembar (1478-1489)
Pengarang : M.H. Aji Ramawidi
Harga : 111.000
ISBN : Dalam Proses
SINOPSIS
Sebagaimana kita tahu, Sejarah Masa Akhir Kerajaan Majapahit telah dikaji oleh banyak penulis dalam dan luar negeri, baik di bawah judul khusus maupun menjadi sub-judul pada karya tulis mereka.
Tulisan-tulisan tersebut sebagian besarnya kemudian dilanjutkan dengan Sejarah berdirinya Kerajaan Demak yang berlanjut pada Pajang dan Mataram. Memang demikianlah sejarah versi Mataram (Jawa Tengahan).
Dalam buku ini, Penulis berusaha menggeser diskursus ini ke arah lain di Ujung Timur Jawa. Bahwa betapa peristiwa yang memilukan di tahun 1478 itu bukan hanya menjadi titik tolak berdirinya Kerajaan Islam pertama di Tanah Jawa tersebut.
Kerajaan-kerajaan Kecil
Peristiwa tahun 1478 itu juga menjadi sebab lahirnya kerajaan-kerajaan kecil seperti Keling (dan kemudian Daha), Surabaya, Giri Kadhaton, Cirebon, dan khususnya Balambangan. Mereka menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang merdeka dan saling mengalahkan berebut klaim sebagai ahli-waris Majapahit.
Sejak saat itu, Keling yang telah berhasil menjatuhkan Majapahit segera menjadi pusat kekuasaan politik yang baru namun tidak memperoleh dukungan dari daerah-daerah lain seperti Surabaya, Giri Kadhaton, Cirebon, dan Balambangan.
Selain itu, kadipaten-kadipaten pesisir kemudian membentuk satu persekutuan yang dipimpin oleh menantu Raja Majapahit terakhir, Cu Cu / Arya Sumangsang alias Raden Patah sang penguasa Demak.
Lahirnya Balambangan
Pada masa itu, daerah-daerah di Ujung Timur Jawa nyaris tanpa kepemimpinan yang kuat. Di sanalah Mas Sembar tampil dan berusaha mempersatukan bekas-bekas wilayah Majapahit, khususnya di Ujung Timur Jawa seperti Puger (Nusa Barong), Sentong, dan Panarukan, menjadi kerajaan baru bernama Balambangan.
Untuk itulah dengan buku ini, Penulis berusaha mengajak pembaca agar lebih mengenal sosok Mas Sembar, pendiri Kerajaan Balambangan Merdeka yang berjuang menyelamatkan sisa-sisa Majapahit di Bang Wetan dari kehancuran perang saudara.
Selamat membaca!