KERAJAAN WIRABHUMI

Dalam pemahaman publik selama ini telah terlanjur kaprah bahwa Kerajaan (Mandala) Wirabhumi itu selalu dianggap sama dengan Kerajaan Balambangan, akibatnya Bhre Wirabhumi kemudian disamakan dengan Menak Jinggo, tokoh fiksi dalam Serat Damarwulan. Benarkah demikian?

Secara bahasa, kata “Bhre” bermakna “Bhatara i…” atau “Penguasa di…”. Oleh karena itu, setiap kata Bhre selalu diikuti dengan nama tempat/wilayah. Contoh, Bhre Kahuripan berarti Penguasa di Kahuripan (Surabaya), Bhre Daha berarti Penguasa di Daha (Kediri), Bhre Mataram berarti Penguasa di Mataram (Yogyakarta), dan seterusnya.

Sampai di sini dapat dipahami bahwa Bhre Wirabhumi itu BUKAN nama orang, melainkan sebutan untuk Penguasa di wilayah Wirabhumi. Jadi, di mana letak Wirabhumi?

Letak Wirabhumi

Jika mengutip cerita Panji Kuda Semirang, Wirabhumi akan terletak di antara Gegelang dan Wirasabha. Jika memang demikian Wirabhumi kira-kira berada di daerah Nganjuk. Namun hal ini masih diragukan oleh Hasan Djafar karena cerita Panji Kuda Semirang sangat kacau dalam menyebutkan urutan lokasi suatu tempat sehingga tidak dapat dijadikan pijakan.

Mungkin bisa jadi benar bahwa di antara Gegelang (Madiun) dan Wirasabha ada nama Wirabhumi, namun Wirabhumi yang dimaksud bukan Mandala Wirabhumi pada masa Majapahit yang kita cari.

Saya menduga bahwa Mandala Wirabhumi era Majapahit terletak di bekas Kerajaan Lamajang-nya Nararya Kirana dan juga bekas pusat pemerintahan Lamajang Tingangjuru-nya Arya Wiraraja namun beda masa dan diantara ketiganya tidak ada kaitan satu sama lain, selain hanya karena menempati tempat yang sama.

Dengan demikian, menurut saya wilayah Mandala Wirabhumi-nya Majapahit ini mencakup seluruh Kabupaten Lumajang dan Jember saat ini. Ada kemungkinan Probolinggo juga masuk di dalamnya. Namun jika Paguhan berada di Probolinggo, maka dia tidak masuk Wirabhumi.

“Es Campur” Sejarah

Dalam buku Suluh Blambangan telah kami identifikasi bahwa Wirabhumi bukan Balambangan. Dan Bhre Wirabhumi putra Hayam Wuruk itu bukan orang yang sama dengan tokoh dongeng Menak Jinggo yang fenomenal itu.

Sudah banyak tulisan yang saya dibuat sejak 2013 tentang hal itu untuk menguraikan kerancuan identifikasi para penulis sejarah sebelumnya yang mencampuradukkan antara Negara Lamajang nya Nararya Kirana (1255) dengan Lamajang Tigangjuru nya Arya Wiraraja (1295), dengan Kadipaten Balumbungan (1352), dengan Mandala Wirabhumi (1354), dengan Kadhaton Wetan di Pamwatan (1376), dan dengan KERAJAAN BALAMBANGAN Merdeka (1479).

Sebuah Upaya Identifikasi

1. Nagara Lamajang-nya Nararya Kirana diperkirakan eksis antara tahun 1255-1295

2. Lamajang Tigangjuru-nya Arya Wiraraja diperkirakan eksis antara tahun 1295-1316. Kerajaan ini terlibat dalam perang Nambi tahun 1316 dan diduga masih terlibat juga dalam perang Sadeng-Ketha tahun 1331.

3. Kadipaten Balumbungan diperkirakan eksis antara tahun 1352-1478 di bawah Majapahit (dan tidak pernah terlibat dalam pemberontakan apapun),

4. Kerajaan (Mandala) Wirabhumi-nya Bhre Wirabhumi diperkirakan eksis antara tahun 1369-1478 (atau sebelum 1478), terlibat dalam Paregreg 1401-1406.

5. Kadhaton Wetan-nya Bhatara Wijayarajasa di Pamwatan (Porong Sidoarjo) diperkirakan eksis antara tahun 1376-1406. Juga terlibat dalam Paregreg 1401-1406.

Kerajaan Balambangan bukan Wirabhumi

Sedangkan KERAJAAN BALAMBANGAN Merdeka (1478) adalah kelanjutan dari Kadipaten Balumbungan (no. 3), dan dia tidak sama dengan Kerajaan Wirabhumi yang kita bicarakan ini.

Jangan sampai, hanya karena sama-sama terletak di ujung timur Jawa, kemudian Balambangan dianggap sama dengan Lamajang Tigangjuru, sama dengan Kerajaan (Mandala) Wirabhumi, dan sama dengan Kadhaton Wetan lalu sejarah mereka dicampur aduk.

Para penguasa (Adipati) Balambangan adalah: (1) Sira Dalem Juru Sri Bima Chili Kepakisan (1352-1406); (2) Aji Dharmashora Kepakisan/Kuda Panandang Kajar (1406-1433); (3) Raden Dadaliputih/Menak Sembuyu (1433-1461); dan (4) Siung Laut/Menak Sopal (1461-1478) [Sumber; Aji, Babad Raja Balambangan].

Adapun para Bhre yang pernah berkuasa di Mandala Wirabhumi adalah;

1. Bhre Wirabhumi (I); Nagarawardhani 1354-1375 [Sumber; Nag.6:3]

2. Bhre Wirabhumi (II) ; Bhattara Rajanatha (1375-1406), kemudian merangkap sebagai Raja Kadaton Wetan di Porong-Sidoarjo (1388-1406) [Sumber; Par.29:19,23; 30:9; 31:3,11, Bilu]

3. Bhre Wirabhumi (III); Bhatara Nrpati/Raden Gajah 1406-1433 [Sumber; Siwisang, Girindra]

4. Kosong/belum ada data (1433-1447). Siwi Sang tidak menyebutkan nama Bhre Wirabhumi yang berkuasa antara tahun 1433-1447 (14 tahun), mungkin karena kosong atau karena belum adanya data.

5. Bhre Wirabhumi (IV); Istri Wikramawardhana, putri Bhre Wirabhumi II (Pureswari?) 1447-? [Sumber; War.Pitu]

Sumber Bacaan:

1. Hasan Djafar, Masa Akhir Majapahit

2. Siwi Sang, Girindra, Pararaja Tumapel Majapahit

3. Agung Kriswanto, Pararaton

4. Tome Pires, Suma Oriental

5. De Graaf, Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa

6. MH. Aji Ramawidi, Suluh Blambangan

7. MH. Aji Ramawidi, Babad Raja Balambangan

8. Nigel Bullough, Napak Tilas Perjalanan Mpu Prapanca

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like