Situs Balak Kidul Songgon

Banyuwangi (28/4/2023) Tim Balambangan Royal Volunteers (BRAVO) dari Balambangan Institute melaporkan untuk balambangan.id bahwa telah meninjau lokasi ditemukannya struktur ODCB (Objek Diduga Cagar Budaya) di Dusun Balak Kidul, Desa Balak, Kecamatan Songgon, Banyuwangi.

Bermula dari postingan warga di Facebook yang kemudian beredar di grup-grup WhatsApp yang diterima tim BRAVO dari tujuh orang berbeda pada Kamis pagi 27/4/2023.

Akhirnya diputuskan untuk langsung menuju lokasi temuan pada sore harinya. Namun karena suatu kendala akhirnya tidak sampai ke lokasi dan baru ditindaklanjuti Jumat pagi 28/4/2023. Berikut laporannya.

Berkah Galian C

Tambang Galian C di dusun Balak Kidul tiba-tiba ramai dikunjungi warga yang ingin membuktikan temuan ODCB yang sempat viral sejak beberapa hari sebelumnya.

Setidaknya kita harus bersyukur, akibat ketidak-sengajaan para pekerja saat itu, akhirnya struktur benda bersejarah tersebut dapat terkuak dan diketahui keberadaannya. Jika tidak, ODCB yang terkubur sekian ratus tahun tersebut, tidak akan pernah kita tahu.

“Saya tidak setuju jika peristiwa tidak sengaja ini dianggap merusak. Justru kita harusnya berterimakasih. Karena ketidaksengajaan ini, struktur itu bisa terkuak.” Tutur salah satu dari Tim BRAVO.

Makam Cengger Manuk/Sayu Wiwit

Beruntung, di desa setempat ada Pegiat Sejarah Tegalperangan yang aktif mengawal temuan luar biasa tersebut.

Tim yang digawangi Bapak Khairul Anam, Bapak Rizal, Bapak Hasan, dll tersebut juga antusias menyambut tamu-tamu dari pihak terkait. Termasuk kami dari Tim BRAVO yang datang pada Jumat pagi-sore (28/4/2023).

Mereka bahkan mengajak kami Tim BRAVO untuk mengunjungi Makam/Petilasan Sayu Wiwit yang lokasinya tidak jauh dari kediaman Pak Carik Tegalperangan dusun Krajan desa Parangharjo.

Di lokasi ini juga ditemukan bata merah berukuran besar dengan ukuran Panjang 30 cm, lebar 17 cm, dan tebal 7 cm. Ukuran yang membuktikan kekunoannya karena secara kasat mata saja terlihat begitu besar, tidak seperti bata pada umumnya saat ini.

TACB dan Disbudpar Banyuwangi Gercep

Menindaklanjuti informasi yang sudah viral di jagat media sosial dan juga laporan dari pihak-pihak terkait, Pemerintah dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi gercep (gerak cepat) segera menerjunkan tim yang terdiri dari unsur Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) dan Arkeolog dari Museum Blambangan pada Jumat siang (28/4/2023).

“Kita datang untuk mengecek kondisi temuan artefak oleh warga,” kata Kabid Kebudayaan Disbudpar Banyuwangi, Dewa Alit Siswanto, Jumat (28/4/2023).

Sorenya sekitar pukul 15.00, tiga orang dari TCB-YMBS (Yayasan Museum Balumbung Situbondo) juga berkunjung ke lokasi untuk meninjau lokasi dan objek temuan.

Struktur Bata Bang

Struktur Bata Merah berukuran besar itu ditemukan oleh warga Desa Balak yang berada di sekitar tambang Sirtu/Galian C sedalam kurang lebih dua meter di bawah tanah. Saat ditemukan, struktur bata tersebut sudah dalam kondisi berserakan alias tidak utuh atau rusak.

Namun demikian masih ada bagian yang tampak dari samping, tersusun dua lapis bata sepanjang kurang lebih 10 meter. Jika benar bangunan tersebut menghadap ke arah Gunung Raung, maka sisi yang terlihat ini adalah bagian tepi sebelah kanan/utara.

Terdapat beberapa sampel ukuran bata di lokasi ini. Salah satu yang diukur oleh tim BRAVO, salah satu sample bata tersebut memiliki panjang 36 cm, lebar 20 cm, dan tebal 9 cm.

Sementara sample yang diukur oleh MBS berukuran Panjang 35 cm, lebar 18 cm, dan tebal 8 cm. Adapun sample yang diukur oleh TACB Banyuwangi berukuran Panjang 36 cm, lebar 20 cm, dan tebal 9 cm.

Lokasi penemuan batu bata tersebut berada di wilayah perbatasan desa. Yakni Desa Balak, Desa Parangharjo dan Desa Bedewang. Sejumlah desa di Kecamatan Songgon memang kerap ditemukan berbagai peninggalan sejarah.

Selain bata berukuran besar, juga ditemukan gerabah dan keramik dari era Dinasti Ming (abad 13 Masehi), jadi sezaman dengan Majapahit.

Bakalan Prasasti

Sementara itu Ketika kami dalam perjalanan pulang/meninggalkan lokasi, mas Noval yang juga hadir di lokasi menghubungi kami agar kembali ke lokasi.

Rupanya mereka menemukan sebuah batu berbentuk balok persegi Panjang dengan ukuran tinggi 90 cm. lebar 28 cm, dan tebal 22 cm. Diduga, batu andesit tersebut adalah bakalan prasasti.

“Karena ditemukan di lokasi bersejarah, kita tidak bisa mengesampingkannya.” Tuturnya.

Peristiwa Geologi

Uniknya, pada lapisan yang menimbun struktur juga didapati adanya bekas jejak vulkanis dari Gunung terdekat, entah Raung atau Ijen, sekitar kurang dari satu meter di atasnya.

“Sepertinya bangunan ini terkubur oleh banjir lahar besar kala itu, terbukti endapan lahar atau material letusan yang terbawa air hujan.” tutur Abdillah Baraas dari Ijen Geopark kepada kami, Sabtu 29/4/2023.

Jika dilihat dari sejarahnya, Gunung Raung dan Ijen memang pernah Meletus beberapa kali di masa lalu. Menurut catatan colonial yang ditulis Verbeek dan Fennema (1896) Gunung Raung pertama kali tercatat Meletus pada tahun 1586, disusul tahun 1597, 1638, dan 1730.

“Hal ini adalah bukti, banjir (lahar) terjadi beberapa kali, tidak dalam satu waktu. Terbukti dari lapisan-lapisan yang berbeda jenis materialnya.” Imbuh Abdillah Baraas.

Analisis Sementara

Ada beberapa analisis sementara dari temuan ini. Pertama, ODCB ini adalah sebuah pelataran candi. Hal ini karena susunannya hanya terdiri dari dua lapis bata saja.

Dugaan kedua, ODCB tersebut adalah lokasi pemukiman masyarakat abad ke-13 M dengan dibuktikan adanya temuan lepas berupa kereweng dan keramik China dari era dinasti Ming.

Dugaan ketiga, adalah sebuah fondasi dari Palisade (Benteng Kayu) era Perang Bayu (1771) atau bahkan bisa jadi era Perang Tawangalun-Wilabrata (1659).

Tindak Lanjut

Khoirul Anam, Sekdes Parangharjo mengatakan bahwa pihak desa setempat sudah berkoordinasi dengan Polsek dan pihak Kecamatan Songgon. Termasuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Banyuwangi, untuk penanganan lebih lanjut terkait penemuan artefak langka itu.

“Kita sudah kordinasi dengan Polsek dan pihak Kecamatan Songgon. Termasuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,” ungkap Khoirul.

Sementara itu Kabid Kebudayaan Disbudpar Banyuwangi, Dewa Alit Siswanto, Jumat (28/4/2023) mengatakan bahwa pihaknya telah bekerjasama dengan Kepolisian untuk memasang police line.

“Kami sudah diskusi dengan Bhabinkamtibmas dan Babinsa, untuk titik-titik yang perlu dilakukan pemagaran atau police linenya sudah disiapkan. Dari unsur kepolisian sudah memasang batas-batas police line. Jadi meskipun masyarakat bisa melihat namun tetap aman,” jelas Alit Jumat (28/4/2023).

Sabtu (29/4/2023) garis polisi sudah terpasang di lokasi untuk menandai bahwa tempat ditemukannya ODCB tersebut dalam penjagaan dan pengawasan pihak berwenang. “Untuk pemilik lahan tambang telah menyetujui dan mendukung, kami juga mohon kepada masyarakat juga ikut menjaga cagar budaya yang ada,” tambahnya.

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like
Selanjutnya

Sejarah Desa Gintangan

DAFTAR ISI Hide Antara Gintungan dan GelintinganBukti Kesejahteraan BalambanganSiapakah Sulung Agung?Kesimpulan Gintangan, nama sebuah desa di Kecamatan Blimbingsari,…
Selanjutnya

Sejarah Desa Benculuk

DAFTAR ISI Hide Legenda Benculuk (Mataram Sentris)Kesalahan Legenda Asal-usul BenculukArti kata Benculuk dalam Babad BaliBenculuk dalam Sejarah BalambanganBuyut…
Selanjutnya

LAMAJANG TIGANGJURU = BALAMBANGAN?

DAFTAR ISI Hide Wilayah Lamajang TigangjuruApakah Balambangan salah satu Juru di Tigangjuru?Para Penguasa Lamajang TigangjuruRuntuhnya Lamajang TigangjuruKesetiaan Malambangan…