Nama Hidayat Aji Ramawidi atau yang biasa disapa Mas Aji, tentu sudah tidak asing lagi di kalangan pegiat sejarah se-Tapal Kuda, khususnya di Kabupaten Banyuwangi.
Pemuda asal Kradenan, Banyuwangi, ini dikenal sebagai tokoh pelestari sejarah lokal.
Walaupun usianya masih sangat muda, pria kelahiran Banyuwangi 31 tahun silam ini dikenal sangat memahami sejarah Kerajaan Blambangan.
Jika bicara tentang sejarah Bumi Blambangan, Mas Aji, lebih mirip buku sejarah berjalan. Bahkan mampu menyajikan cerita lengkap dengan perkiraan waktu kejadian serta detil nama tokoh era Kerajaan Blambangan. Mirip sekali dengan buku berjalan.
“Makmum” Langit Kresna
Meski berkecimpung di dunia akademis, pendiri Komunitas Sejarah BRAVO (Balambangan Royal Volunteer) ini lebih suka menulis sejarah ala Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid) dan Cak Nun (Emha Ainun Nadjib) yang menurutnya lebih bebas.
Pemahamannya tentang sejarah Kerajaan Blambangan, mengantarkannya sebagai teman diskusi para sejarawan top Indonesia.
Diantaranya menjadi teman diskusi Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Dr. Sri Margana, sang penulis buku Ujung Timur Jawa, 1763-1813: Perebutan Hegemoni Blambangan.
Termasuk juga penulis buku Atlas Walisongo almarhum Drs. KH. Ng. Agus Sunyoto, sejarawan dan mantan Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PBNU.
Penulis Novel Wilis ini juga sempat mendapat bimbingan langsung dari almarhum Langit Kresna Hariadi, penulis serial Novel Gajah Mada yang fenomenal itu.
Senang mengikuti Kegiatan Kesejarahan
Dengan komposisi lengkap tersebut, maka tak heran jika Owner portal edukasi Sejarah dan Budaya ‘ajisangkala.id’ ini juga sering tampil dalam acara-acara kesejarahan, baik sebagai pemateri maupun peserta dalam kegiatan diskusi sejarah dan arkeologi di berbagai tempat.
Selain dalam wadah ajisangkala.id, tulisan-tulisannya banyak dimuat di ‘Buletin Lontar Using’ (Balai Bahasa Jatim) dan media online ‘belambangan.com’.
Dari sana kemudian banyak dikutip oleh berbagai media online baik lokal maupun nasional.
Aktif Menulis
Tak hanya itu, pria yang merupakan anggota Komunitas Pegiat Cagar Budaya Bakorwil V Jatim ini juga memiliki segudang karya buku khususnya tentang sejarah Kerajaan Blambangan.
Di antara buku-buku Sejarah karyanya adalah: (1) Sejarah Islam di Indonesia (2013); (2) Suluh Blambangan (2017); (3) Suluh Blambangan 2 (2017); (3) A Short Histori of Blambangan (2021); (4) Novel “Wilis” (2021); dan (5) 1478, Runtuhnya Majapahit dan Berdirinya Balambangan (2021).
Anugerah TIMES Indonesia
Tak salah tim Anugerah TIMES Indonesia (ATI) 2021 kemudian berdasar rekam jejak tersebut, memutuskan untuk menganugerahkan penghargaan Special Achievement Award, kategori Tokoh Muda Pelestari Sejarah Lokal, kepada Hidayat Aji Ramawidi.
Bertempat di Pinus Camp I, Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Rabu (9/3/2022), penyerahan penghargaan bergengsi ATI 2021 dilakukan langsung oleh Pimpinan Redaksi TIMES Indonesia, Yatimul Ainun.
Dalam kesempatan tersebut, aktifis Komunitas BTD (Banjoewangi Tempo Doeloe) ini juga menyerahkan buku A Short Histori of Blambangan kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, dan Pimred TIMES Indonesia, Yatimul Ainun.
“Kami, tim ajisangkala.id mengucapkan terimakasih atas penghargaan yang diberikan, semoga ajisangkala.id dan Komunitas BRAVO (Balambangan Royal Volunteer) semakin bersemangat dalam melestarikan sejarah lokal.”
“Kepada TIMES Indonesia, khususnya TIMES Banyuwangi, kami berdoa semoga semakin jaya serta terus menjadi penebar optimisme dan inspiratif. Good News is Good News!”
(Tim ajisangkala.id)